MITOR vs FAKTA
Seputar Diabetes Melitus

Penyakit Diabetes Melitus (DM) atau yang masyarakat sering disebut sebagai kencing manis merupakan penyakit tidak menular yang ditandai dengan peningkatan kadar gula darah atau hiperglikemia secara tidak wajar. Penyakit DM merupakan penyakit gangguan metabolik menahun yang disebabkan oleh pankreas yang tidak mampu memproduksi hormon insulin dengan baik atau tubuh yang tidak dapat menggunakan hormone insulin yang telah diproduksi secara efektif. Perlu diketahui bahwa insulin merupakan hormon yang berperan dalam mengontrol kadar gula dalam darah karena hormone ini akan mentransformasi glukosa menjadi glikogen yang dapat digunakan sebagai sumber energi.

Penyakit diabetes kini banyak masuk dalam jajaran penyakit tidak menular prioritas yang menjadi target tindak lanjut oleh berbagai negara di dunia karena jumlah kasus dan prevalensi diabetes setiap tahunnya selalu mengalami peningkatan. Menurut data dari World Health Organisation (WHO), pada tahun 2014 terdapat setidaknya 422 juta orang dewasa yang menderita diabetes melitus di seluruh dunia. Angka tersebut meningkat drastis dari tahun 1980 yang hanya 108 juta penderita diabetes. Di Indonesia juga telah terjadi peningkatan kasus diabetes yang cukup tinggi, yaitu dari tahun 2007 yang hanya 1,1% dari seluruh penduduk berusia diatas 15 tahun, meningkat menjadi 2,1% pada tahun 2013 dalam kelompok penduduk yang masih sama yaitu diatas 15 tahun.

Sebagian besar orang kini sangat takut untuk menderita penyakit diabetes karena memang penyakit ini memberikan dampak yang sangat parah. Penderita diabetes umumnya sering mengalami amputasi pada bagian tubuh tertentu apabila terluka, karena luka pada penderita diabetes cenderung susah disembuhkan dan mudah mengalami infeksi. Selain itu, diabetes akan mampu mengurangi usia harapan hidup sekitar 5 – 10 tahun. Penderita diabetes juga akan mengalami dampak ekonomi karena biaya pengobatan yang tidak sedikit. Pasien diabetes tiap minggu harus mendapat suntikan insulin agar tetap dapat mengontrol kadar gula darahnya, dan biaya untuk sekali suntik insulin sangatlah tinggi, sehingga akan menjadi beban bagi perekonomian pasien.

Penderita diabetes kini seakan tidak susah untuk ditemui di masyarakat karena memang penyakit ini telah menjadi penyakit yang lumrah di masyarakat. Seiring dengan hal itu, informasi-informasi mengenai diabetes juga sudah banyak tersebar dan diketahui oleh berbagai lapisan masyarakat. Namun, tidak dapat dijamin bahwa informasi yang tersebar itu sepenuhnya adalah informasi yang bernar mengenai diabetes. Masih banyak mitos-mitos dan informasi yang salah tentang diabetes yang menyebar di masyarakat. Mitos-mitos apa sajakah itu? Berikut ulasan dan faktanya.

Mitos Mitos Seputar Diabetes Mellitus

1. Diabetes Melitus dapat diturunkan dari orang tua ke anak.

Dalam hal ini, tidak benar bahwa penyakit diabetes dapat diturunkan dari orang tua ke anaknya, karena diabetes bukanlah penyakit menular. Menurut beberapa penelitian, penyakit diabetes bukanlah diturunkan dari orang tua ke anak, tetapi seseorang yang terlahir dari keluarga yang memiliki riwayat diabetes hanya akan memiliki risiko lebih besar untuk menderita diabetes dibandingkan dengan yang tidak memiliki riwayat keluarga diabetes. Dari kalimat tersebut, dapat diartikan bahwa seseorang yang berasal dari keluarga dengan riwayat diabetes tidak pasti akan menderita diabetes karena faktor riwayat keluarga diabetes tersebut hanya meningkatkan risiko. Apabila orang tersebut mampu menjaga pola hidup yang sehat, maka orang tersebut akan tetap dapat terhindar dari diabetes meskipun secara genetik memiliki risiko tinggi untuk menderita diabetes.

2. Penderita DM sama sekali tidak boleh mengonsumsi makanan manis.

Pada dasarnya, makanan yang dikonsumsi oleh penderita diabetes adalah makakanan untuk pola makan sehat, sama seperti orang pada umumnya. Pola makan yang dimaksud yaitu rendak lemak, tidak mengonsumsi gula dan garam berlebihan, mengonsumsi sayur dan  buah, dan zat gizi lainnya secara seimbang. Inti dari pola makan sehat adalah mengonsumsi makanan yang tidak memberikan manfaat yang berlebih pada tubuh. Jadi penderita diabetes masih boleh mengonsumsi makanan manis, namun jumlahnya harus dikontrol agar tidak berpengaruh terhadap peningkatan kadar gula darah.

3. Diabetes hanya disebabkan oleh konsumsi glukosa yang tinggi.

Perlu diketahui bahwa penyakit diabetes melitus memiliki 2 tipe, yaitu tipe I dan tipe II. Penyakit diabetes melitus tipe II adalah penyakit diabetes yang disebabkan oleh kebiasaan hidup yang buruk misalnya yaitu konsumsi gula yang tinggi. Sedangkan diabetes melitus tipe I merupakan penyakit diabetes yang disebabkan oleh tidak diproduksinya hormone insulin oleh pankreas sehingga tubuh mengalami kekurangan hormone insulin yang berakibat pada tak terkontrolnya kadar gula darah. Jadi, penyakit diabetes tidak hanya disebabkan oleh konsumsi glukosa yang tinggi namun juga dapat disebabkan oleh tidak adanya hormone insulin di dalam tubuh.

4. Penyakit diabetes hanya dapat diderita oleh orang yang telah berumur tua.

Menurut data dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, ternyata penyakit diabetes tidak hanya dapat terjadi pada penduduk usia lanjut, namun penduduk usia produktif pun dapat menderita penyakit ini. Sekitar 0,2% penduduk usia 25 – 34 tahun di seluruh Indonesia mengalami penyakit diabetes. Lalu pada kelompok umur 35 – 44 tahun, penyakit diabetes terjadi sekitar 1,1% dari seluruh penduduk pada kelompok umur itu. Kelompok umur tersebut merupakan kelompok umur yang masih masuk dalam kategori produktif. Penyakit diabetes memang cenderung terjadi lebih banyak pada penduduk usia lanjut. Namun melihat data diatas, rasanya kini sudah tidak pantas lagi jika kita menyebutkan bahwa penyakit diabetes hanya penyakit orang tua, karena ternyata semua umur memiliki potensi untuk menderita penyakit diabetes.

5. Penyakit diabetes dapat disembuhkan.

Sejauh ini, sebagian besar pengobatan yang dilakukan untuk pasien diabetes hanyalah bertujuan untuk mengontrol kadar gula darah. Metode pengobatan yang dilakukan umumnya yaitu suntik insulin setiap minggu dan minum obat lain dengan periode waktu tertentu sesuai ketentuan dokter. Meskipun sudah mengikuti pengobatan secara teratur, masih ada kemungkinan penderita diabetes untuk mengalami peningkatan kadar gula darah karena pengobatan tersebut bukan untuk menormalkan kadar gula darah secara permanen. Jadi dengan pengobatan yang ada sekarang, penderita diabetes masih belum dapat disembuhkan secara total dari penyakitnya.

6. Penderita diabetes boleh makan buah tanpa ada batasan jumlah konsumsi.

Buah memang baik untuk tubuh karena mengandung serat, vitamin dan mineral yang tinggi. Namun, buah juga mengandung gula dan karbohidrat dengan kadarnya berbeda-beda untuk setiap buah. Karena itu penderita diabetes tidak diizinkan untuk mengonsumsi buah secara sembarangan dan dalam jumlah banyak. Buah yang dianjurkan untuk penderita diabetes misalnya seperti jeruk, apel, pepaya, jambu air, salak dan belimbing. Sedangkan buah-buahan yang tidak dianjurkan untuk dikonsumsi misalnya yaitu durian, kurma, nangka, alpukat serta buah-buahan yang diawetkan.

Referensi
Infodatin Diabetes Tahun 2014 (Diterbitkan oleh Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI)
Infodatin Diabetes Tahun 2018 (Diterbitkan oleh Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI)
Brosur Diet Diabetes Melitus (Diterbitkan oleh Direktorat Bina Gizi Kementerian Kesehatan RI)
Santosa, Agus. 2017. Hubungan Riwayat Garis Keturunan dengan Usia Terdiagnosis Diabetes Melitus Tipe II. University Research Colloquium 2017 Universiats Muhammadiyah Magelang.



Komentar

Postingan populer dari blog ini

PREVALENSI MENINGKAT SETIAP TAHUNNYA, DIABETES MELITUS TIPE II MENJADI ANCAMAN SERIUS DUNIA

Polusi Suara, Bahayakah ?

Indonesia masuk 10 Negara dengan Penderita TBC Terbanyak