PREVALENSI MENINGKAT SETIAP TAHUNNYA, DIABETES MELITUS TIPE II MENJADI ANCAMAN SERIUS DUNIA


PREVALENSI MENINGKAT SETIAP TAHUNNYA, DIABETES MELITUS TIPE II MENJADI ANCAMAN SERIUS DUNIA
Oleh : Divisi Litbang ISMKMI Wilayah 3

Diabetes Melitus tipe II meruapakan salah satu penyakit degenartif yang sampai saat ini masih sulit ditangani. Hal tersebut dikarenakan penyakit ini memiliki berbagai macam faktor risiko mulai dari gaya hidup, perilaku merokok serta pola makan individu yang kurang baik memang cenderung sulit untuk diatur secara komprehensif. Terlebih lagi, penyakit degeneratif ini tidak memandang jenis kelamin dan status ekonomi. Sehingga setiap tahunnya, prevalensi kejadian Diabetes Melitus tipe II terus mengalami peningkatan. Menurut data World Health Organization (WHO) sejak tahun 1980 hingga 2014 telah terjadi peningkatan prevalensi Diabetes Melitus yang sebagian besar merupakan tipe II sebanyak 3,8%. Berikut adalah tabel prevalensi dan jumlah kejadian Diabetes Melitus di dunia usia 18 tahun keatas berdasarkan region (WHO, 2016);

Tabel 1. Prevelensi dan Jumlah Kejadian Diabetes di Dunia Usia 18 Tahun Keatas



Jika dilihat dalam tabel tersebut, dua region yang memiliki peningkatan prevalensi kejadian Diabetes Melitus yang tinggi adalah South-East Asia yaitu dari 4,1% pada tahun 1980 menjadi 8,6%  pada 2014 dan Eastern Mediterranean sebanyak 5,9% tahun 1980 menjadi 13,7% penderita Diabetes Melitus pada tahun 2014. Bahkan kedua region tersebut memiliki prevalensi DM diatas rata-rata dunia. Berikut ada grafiknya;






Gambar 1. Grafik Prevalensi Diabetes Melitus di Dunia Berdasarkan WHO Region

Sedangkan data yang dikeluarkan oleh International Diabetes Federation (IDF) melalui IDF Diabetes Atlas edisi ke-8, menunjukan nilai yang fantastis terkait jumlah penderita Diabetes Melitus di dunia berikut adalah infografis jumlah penderita Diabetes Melitus di dunia beserta estimasinya pada tahun 2045 (IDF, 2017);
Gambar 2. Jumlah Kejadian Diabetes di Dunia dan Estimasinya Pada Tahun 2045

Data yang disajikan pada IDF Diabets Atlas Edisi ke-8 dikumpulkan mulai Januari 2015 hingga Desember 2016. Jika dilihat pada gambar 2, IDF memprediksi kejadian Diabetes Melitus akan meningkat drastis pada tahun 2045 terdapat pada region South-East Asia dan Africa dengan masing-masing prevalensi meningkat dari 2017 hingga 2045 sebanyak 84% dan 156%. Sedangkan IDF memprediksi jumlah penderita diabetes pada tahun 2045 akan sampai pada angka 629 juta penderita Diabetes Melitus. Selain data tersebut, IDF Diabetes Atlas juga menunjukan 10 negara yang memiliki jumlah Diabetes Melitus terbesar di dunia. Berikut adalah tabelnya (IDF, 2017);

Tabel 2. 10 Negara dengan Jumlah Penderita Diabetes Terbesar di Dunia


Dilihat pada tabel diatas, China meruapakan negara yang memiliki jumlah penderita Diabetes Melitus terbesar di dunia dengan jumlah mencapai angka 114,4 juta penderita. Selain itu, hal menarik dalam tabel tersebut adalah Indonesia menjadi negara dengan jumlah penderita Diabetes terbanyak nomor 6 dengan jumlah 10,3 juta penderita Diabetes.
Indonesia sebagai salah satu negara dengan jumah penderita Diabetes Melitus terbesesar di dunia memiliki permasalahan dalam menekan kejadian Diabetes Melitus tersebut. WHO menyebutkan, 6% total kematian pada masayarakat Indonesia semua umur disebabkan oleh penyakit Diabetes Melitus (WHO, 2016). Bahkan jumlah prevalensi kejadian Diabetes Melitus di Indonesia terus meningkat setiap tahunnya. Berdasarkan data dari Riseksdas (2013), terjadi peningkatan prevalensi Diabetes yang terdiagnosis pada tahun 2007 sebesar 1,1% menjadi 2,4% pada tahun 2013. Risekdas juga menyebutkan beberapa fakta unik terkait keadaan Diabetes di Indonesia adalah prevalensi Diabetes terdiagnosis pada perempuan (1,7%) lebih besar disbanding pada laki-laki (1,4%). Diabetes terdiagnosis pada mayarakat perkotaan (2,0%) juga lebih besar dibanding dipedesaan (1,0%). Selain itu, Riskesdas juga menyebutkan jumlah prevalensi Diabetes Melitus meningkat seiring meningkatnya umur, namun pada umur ≥65 tahun cenderung menurun (Balitbang Kemenkes RI, 2013).
Berdasarkan fakta diatas, dapat disimpulkan bahwa Diabetes Melitus khususnya tipe II merupakan ancaman serius bagi dunia khusunya negara-negara berkembang seperti Indonesia. Hampir 80% kejadian Diabetes Melitus tipe II terjadi pada negara-negara berkembang yang berpenghasilan menengah kebawah. Bahkan WHO menyebutkan, dari tahun 2010 hingga 2030 kerugian dari Gross Domestic Bruto (GDP) di seluruh dunia diestimasikan sebesar 1,7 triliun dolar  (WHO, 2015). Oleh sebab itu, sangat diperlukan upaya-upaya yang dapat dilakukan untu mencegah kejadian Diabetes Melitus tipe II karena 80% kejadian tersebut dapat dicegah melalui berbagai upaya pencegahan (WHO, 2015). Berikut adalah upaya pencegahan yang dimiliki oleh Kemenkes RI (2016) melalui upaya CERDIK. Berikut adalah ulasannya:
C    : Cek kesehatan secara rutin untuk mengendalikan dan memeriksa tensi darah, gula darah dan kolesterol yang dapat menyebabkan berbagai macam penyakit salah satunya Diabetes Militus tipe II tersebut.
E     : Enyahkan asap rokok dan tidak merokok. Seperti yang kita ketahui nikotin sebagai bahan aktif utama dalam rokok dapat menyebabkan penurunan dari pelepasan insulin, berpengaruh negarif pada kerja insulin, menganggu sel Beta-pankreas dan menganggu perekmbangan resistensi insulin (Ario, 2014).
R    : Rajin melakukan aktivitas fisik minimal 30 menit sehari, seperi berolahraga, berjalan kaki dan melakkan aktivitas fisik lainnya. Diupayakan agar melakukannya secara baik, benar, teratur dan terukur.
D    : Diet yang seimbang dengan mengonsumsi makanan yang sehat dan bergizi seimbang seperti mengonsumsi buah dan sayur minimal 5 porsi perhari, mengurangi konsumsi gula dan lainnya. Hal ini bertujuan untuk mencegah terjadinya kegemukan dan obesitas pada tubuh, karena seseorang yang mengalami obesitas 7,14 kali berisiko terkena Diabetes Militus tipe II (Trisnawati, 2014).
I      : Istirahat yang cukup.
K    : Kelola stress dengan baik dan benar.

Sumber Pustaka:
Ario, MD. 2014. Effect of Nicotine in Cigarette for Type 2 Diabetes Mellitus. Jurnal Majority, Vol 3 No. 7. Hal 75-80.
Balitbang Kemenkes RI. 2013. Riset Kesehatan Dasar; Riskesdas. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
International Diabetes Federation (IDF). IDF Diabetes Atlas, 8th edn. Brussels, Belgium: International Diabetes Federation, 2017. http://www.diabetesatlas.org. Diakses tanggal 22 April 2018.
Kemenkes RI. 2016. Menkes: Mari Kita Cegah Diabets Dengan Cerdik. Terdapat pada http://www.depkes.go.id/article/print/16040700002/menkes-mari-kita-cegah-diabetes-dengan-cerdik.html. Diakes tanggal 22 April 2018.
Trisnawati, Shara Kurnia dan Setyorogo, Soedijono. 2013. Faktor Risiko Kejadian Diabetes Melitus Tipe II di Puskesmas Kecamatan Cengkareng Jakarta Barat Tahun 2012. Jurnal Ilmiah Kesehatan, 5(1); Jan 2013. Hal 6-11.
World Health Organization (WHO). Global Report on Diabetes. France: World Health Organization, 2016. http://www.who.int/diabetes/global-report/en/. Diakses tangga; 20 November 2017.



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Polusi Suara, Bahayakah ?

Indonesia masuk 10 Negara dengan Penderita TBC Terbanyak