Mari Mengenal Virus Zika

Mari Mengenal Virus Zika

Pada tahun 2016 ini, banyak sekali penyakit, virus, dan bakteri yang mulai bermunculan karena perubahan cuaca yang tidak menentu. Salah satunya mungkin nama virus ini terkesan aneh dan secara tiba-tiba terkenal karena ditemukan kasus di beberapa negara yang diawali ditemukan di negara Amerika Serikat dan terus menyebar hingga padan beberapa bulan terakhir, negara Singapura melaporkan virus ini terdapat di negara tersebut. Ya, virus ini bernama Zika, sebuah virus jenis Flavivirus dengan vektor pembawa virus tersebut yaitu nyamuk Aedes yang sering dijumpai di negara beriklim tropis. Sebenarnya apa yang harus dilakukan oleh masyarakat untuk mengantisipasi bahaya dari virus tersebut akan dijelaskan pada artikel kali ini.
Virus Zika yaitu sebuah virus jenis Flavivirus tersebut akan merasakan gejala seperti sakit kepala, ruam di wajah, leher, lengan atas, mungkin juga menyebar ke telapak tangan dan kaki, demam dan nyeri punggung. Meskipun virus zika termasuk dalam jenis yang serupa dengan virus demam berdarah, demam kuning, West Nile, dan virus ensepalitis Jepang, virus ini memiliki faktor risiko yang lebih rendah dibandingkan dengan virus lainnya dalam satu famili yang sama. Virus Zika sering terjadi pada ibu hamil yang sering dikaitkan dengan risiko terhadap janin pada wanita hamil. Virus Zika sering dikaitkan dengan mikrosefali, sebuah kondisi dimana bayi memiliki kepala kecil dan perkembangan otak yang tidak lengkap (Integra, 2016).
Zika memiliki beberapa gejala diantaranya demam, kulit berbintik merah, sakit kepala, nyeri sendi, nyeri otot, sakit kepala, kelemahan dan terjadi peradangan konjungtiva. Pada beberapa kasus zika dilaporkan terjadi gangguan saraf dan komplikasi autoimun. Gejala penyakit ini dapat dirasakan 2-7 hari pada kasus sedang dan kerap kali sembuh tanpa pengobatan medis. Sedangkan untuk pemulihan, jika kondisi tubuh dalam keadaan baik dapat sembuh dalam waktu 7-12 hari. Untuk penyakit zika tersebut tidak ada vaksin untuk mencegah penyakit tersebut tetapi terdapat pemeriksaan virus Zika yang dapat dideteksi dari serum dengan pemeriksaan RT-PCR pada ibu hamil.
Adapun pencegahan yang dapat dilakukan untuk mengurangi risiko penyakit yang disebabkan oleh virus Zika menurut Departemen Kesehatan (2016), yaitu:
1.    Menghindari kontak dengan nyamuk
2.    Melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) 3M Plus (menguras dan menutup tempat penampungan air, serta memanfaatkan atau melakukan daur ulang barang bekas, ditambah dengan melakukan kegiatan pencegahan lain seperti menabur bubuk larvasida, menggunakan kelambu saat tidur, menggunakan obat nyamuk atau anti nyamuk, dll)
3.    Melakukan pengawasan jentik dengan melibatkan peran aktif masyarakat melalui Gerakan Satu Rumah Satu Juru Pemantau Jentik (Jumantik)
4.    Meningkatkan daya tahan tubuh melalui perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) seperti diet seimbang, melakukan aktifitas fisik secara rutin, dll.
5.    Pada wanita hamil atau berencana hamil harus melakukan perlindungan ekstra terhadap gigitan nyamuk untuk mencegah infeksi virus Zika selama kehamilan, misalnya dengan memakai baju yang menutup sebagian besar permukaan kulit, berwarna cerah, menghindari pemakaian wewangian yang dapat menarik perhatian nyamuk seperti parfum dan deodoran.
Mari kita sebarkan informasi dan edukasi ini terhadap seluruh masyarakat Indonesia agar masyarakat Indonesia dapat lebih mengetahui tentang virus Zika dan tidak panik dalam menghadapi penyakit ini. Salam sehat!
DAFTAR PUSTAKA
http://www.depkes.go.id/resources/download/info-terkini/PERTANYAAN%20SEPUTAR%20PENYAKIT%20VIRUS%20ZIKA.pdf, diakses pada tanggal 7 Oktober 2016
http://www.integra.co.id/wp-content/uploads/2016/01/Mengenal-Virus-Zika.pdf diakses pada tanggal 7 Oktober 2016
DIVISI LITBANG
ISMKMI WILAYAH 3

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PREVALENSI MENINGKAT SETIAP TAHUNNYA, DIABETES MELITUS TIPE II MENJADI ANCAMAN SERIUS DUNIA

Polusi Suara, Bahayakah ?

Indonesia masuk 10 Negara dengan Penderita TBC Terbanyak